-- My Country --

Glitter Words

Pages

Monday, June 21, 2010

Penemuan Kapal Nabi NUH AS


VIVAnews - Sekelompok komunitas Kristen China mengumumkan penemuan bahtera Nabi Nuh di ketinggian 4.000 meter di Gunung Ararat, Turki.

Tim peneliti yang tergabung 'Noah's Ark Ministries International' tersebut yakin 99,9 persen bahwa apa yang mereka temukan adalah kapal yang menurut kitab suci beberapa agama dibangun oleh Nabi Nuh sebelum bencana banjir bandang mahadahsyat mengapus ras umat manusia berdosa.

Fox News, Jumat 30 April 2010, menyebutkan, penemuan di Gunung Ararat di Turki tersebut bisa jadi memang benar kapal Nabi Nuh, tapi bisa juga salah.

Kalaupun tidak terbukti bahwa itu adalah kapal Nabi Nuh, mereka yang percaya tidak akan berhenti mencari di tempat lain.

Beberapa orang berpendapat bahwa kayu kapal yang diambil gambarnya tidak cukup kuno, tidak ada gambar lokasi untuk memverifikasi situs itu, tidak ada pakar independen yang melihat data tersebut, dan tidak ada bukti bahwa di Bumi pernah terjadi banjir dahsyat.

Orang-orang yang paling tidak percaya pada penemuan tersebut justru para pakar kitab suci yang juga memiliki keyakinan bahwa bahtera Nuh memang eksis dan bisa ditemukan, tetapi tidak percaya dengan penemuan tim peneliti China.

Dr. John Morris, arkeolog kawakan Institute for Creation Research, bahkan menuding penemuan tersebut sebagai sebuah kebohongan. Morris telah memimpin 13 ekspedisi ke Gunung Ararat untuk mencari kapal yang disebut dalam kitab suci. Dia mengetahui dengan pasti lokasi di Ararat, dan menyebut penemuan para peneliti China tersebut merupakan penipuan.

Dr. Randall Price, kepala Studi Yudaisme di Liberty University, Virginia, Amerika Serikat, dua tahun lalu pernah menjadi anggota tim Noah's Ark Ministries International. Dia keluar dari proyek tersebut karena merasa ada pihak tertentu yang mengambil keuntungan dari proyek dengan menjadikan proses pencarian bahtera Nuh sebagai industri pariwisata.

Morris dan Price dikontak oleh tim China untuk ikut serta dalam konferensi pers untuk mengumumkan penemuan mereka beberapa hari lalu. Namun, Morris dan Price menolak dengan alasan, terlalu sedikit bukti yang diperoleh. Profesor Porcher Taylor dari University of Richmond juga yakin itu bukan bahtera Nuh yang sebenarnya. "Mereka menggali di lokasi yang salah di Gunung Ararat," kata Taylor.



Menurut Taylor, gambar satelit dari sebuah wilayah sekitar setengah mil jauhnya dari lokasi tim China menemukan kapal, menunjukkan sebuah kawasan yang disebut "anomali Ararat", sebuah wilayah yang membangkitkan minat komunitas intelijen AS selama bertahun-tahun. "Bila sisa-sia kapal Nuh memang di Gunung Ararat, satu-satunya lokasi yang paling logis adalah di anomali Ararat, dan bukan di lokasi di mana pengakuan sensasional itu dikeluarkan oleh kelompok itu," kata Taylor.

Bagaimanapun juga, para arkeolog tersebut yakin bahwa banjir bandang pernah menerjang Bumi dan bahwa bangkai kapal Nabi Nuh ada di Gunung Ararat, meski di lokasi berbeda dengan yang ditemukan tim China. Apapun itu, Morris, Price, Taylor, dan banyak ahli lain, tetap kembali ke Gunung Ararat dengan harapan akan menemukan sesuatu yang mereka percayai.

Saturday, June 19, 2010

One Litre of TEARS


Sebagai seorang gadis, Aya Ikeuchi boleh dibilang sangat beruntung. Dibesarkan oleh keluarga pemilik restoran tofu, gadis cantik itu siap melangkah ke jenjang sekolah menengah dan cukup berprestasi. Namun belakangan, terjadi hal-hal yang cukup janggal.

Dalam beberapa kesempatan, Aya kedapatan sering terjatuh tanpa sebab dan cara berjalannya juga aneh. Sang ibu Shioka akhirnya membawa putri kesayangannya ke seorang dokter, dan apa yang disampaikan sangat mengejutkan : Aya divonis menderita penyakit langka spinocerebellar degeneration.

Penyakit yang belum ditemukan obatnya tersebut adalah kelainan pada syaraf otak dimana sang penderita kelak tidak akan mampu berjalan, berbicara, bahkan makan. Sudah tentu, hal ini langsung memukul keluarga Ikeuchi, terutama Aya yang sadar kalau hidupnya hanya tinggal menunggu waktu.

Untungnya, gadis itu secara tidak sengaja berkenalan dengan seorang pria bernama Haruto Asou. Dari Aya, Asou malah belajar banyak hal tentang kehidupan terutama dalam hal bersikap pantang menyerah dan terus berjuang.

Makin lama, penyakit gadis malang itu semakin kritis. Untuk mengetahui sejauh mana perkembangan Aya, dokter memintanya untuk menulis segala hal yang dialami di buku harian milik gadis itu. Sebuah buku yang kelak mengubah kehidupan banyak orang.

Tidak bisa disangkal, inilah serial Jepang alias dorama yang paling banyak dibicarakan dalam kurun waktu dua tahun terakhir. Kontroversi semakin merebak setelah serial yang diambil dari kisah nyata almarhumah Aya Kitou, yang berjuang selama 15 tahun sebelum meninggal di tahun 1988, ditampilkan dalam sinetron Buku Harian Nayla yang memiliki plot dan jalan cerita identik.

Dibuat pada tahun 2006 dan cukup sukses saat diputar di negeri Sakura, One Liter of Tears memperkenalkan pemirsa pada kehebatan akting Erika Sawajiri yang begitu pas memerankan setiap gerak-gerik si tokoh utama yang dikisahkan menderita penyakit syaraf langka. Selain itu, masih ada nama aktor muda seperti Ryou Nishikido sebagai Haruto Asou yang begitu setia menemani Aya hingga akhir hidupnya.

Selain jalan ceritanya yang membuka mata penonton untuk lebih menghargai kehidupan, yang tidak boleh dilupakan adalah dua lagu yang menghiasi One Liter of Tears. Yang pertama adalah Konayuki milik Remioromen yang dibawakan dengan tempo cepat, sementara yang kedua adalah Only Human yang dibawakan penyanyi asal Korea K yang syairnya begitu puitis.

 
Powered by Blogger